Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

7 Kegiatan Seru di Litto Jogja, Bikin Liburan Serasa di Jepang

suasana litto jogja

Perlu sedikit usaha untuk sampai ke wisata Jepang di Jogja yang satu ini. Saya dan kawan-kawan blogger  harus berkendara dari pusat kota selama lebih kurang satu jam. Demi sebuah pengalaman baru di sebuah wisata hits Jogja di daerah Bantul. 

Letaknya berada di perbukitan yang sebagian besar ditumbuhi pohon pinus. Mendekati lokasi jalannya mulai menanjak dan berkelok-kelok. Kepala saya terasa sedikit pusing. Takut perut menjadi mual, saya putuskan untuk memejamkan mata. 

Saya lupakan pemandangan di sisi kanan kiri. Perasaan saya sedikit lega saat mobil melewati Puncak Becici yang pernah dikunjungi Obama di tahun 2017. Kurang dari lima menit saya akan segera sampai di Little Tokyo Jogja atau yang dikenal Litto Jogja. Sesuai dengan namanya, wisata Jogja satu ini memang bertema Jepang. 

Pemandangan Litto Jogja dari atas

Dari arah Puncak Becici tinggal mengikuti jalan dan mencari plang papan namanya di kiri jalan. Ada dua cara untuk sampai ke Litto Jogja. Pertama bisa memilih jalur lewat Imogiri atau lewat Wonosari, Gunung Kidul. Pilih saja rute yang paling singkat dari tempat tinggal kalian. Kami berangkat melalui rute Imogiri

New Experience di Litto Jogja yang Harus Dicoba

Sesampainya di Litto Jogja kami beristirahat sejenak di Asakusa Resto untuk menikmati welcome drink. Segelas teh panas memang manjur redakan pusing di kepala saya.  Badan harus fit karena seharian ini banyak aktivitas menarik yang akan saya lakukan hingga besok.  

Berikut ini rangkuman kegiatan saya selama berada di Litto Jogja selama satu hari full:

1. Litto Jeep Wisata

Sesudah proses check in selesai dan menyimpan barang di kamar. Kami segera turun dan bersiap-siap berkeliling dengan Litto Jeep Wisata. Tiap jeep diisi maksimal 4 orang. Untung saja kami memulai Litto Jeep Wisata ini menjelang sore sekitar jam 15.30. Matahari memang tidak seterik siang, tetapi sebaiknya tetap menggunakan topi dan tabir surya jika perlu.

Goncangan di jeep sudah terasa padahal perjalanan baru menanjak menuju keluar kompleks Litto. Di jalan beraspal jeep melaju dengan smooth di tengah-tengah teduhnya hutan pinus. Setelah melewati Bukit Lintang Sewu, Pintu Langit dan Pintu Asri kami masuk ke trek perkampungan. 

Jalan sempit naik turun menjadi tantangan tersendiri bagi driver. Di kanan kiri saya rumah-rumah penduduk berganti dengan sawah atau kebun. Sesekali bapak driver memperlambat kecepatan karena berpapasan dengan kendaraan warga.

keseruan menikmati trek air litto jeep wisata

Trek air atau susur sungai menjadi bagian paling menantang. Awalnya tinggi air hanya seujung ban makin lama makin tinggi dengan bebatuan yang cukup terjal. Berulang kali saya terpental ke kanan dan kiri. Sepuluh menit berada di dalam sungai cukup membuat andrenalin terpacu. Trek air menjadi rute terakhir.

Lamanya  perjalanan jeep wisata kurang lebih 45 menit. Sebagai tambahan informasi, Litto Jeep Wisata menyediakan 4 paket dengan rute berbeda dengan harga mulai Rp.300.000-an. 

2. Litto Ninja Games 

Sambil menunggu sunset, kami diajak menuju ke Litto Ninja Village yang saat ini sedang tren di Jepang. Berbeda dengan ninja village di Jepang, Litto Jogja mengemasnya ke dalam sebuah aktivitas outbond yang bisa diikuti oleh siapa saja.

Sebelum memulai aktivitas Litto Ninja Games kami harus berganti baju menggunakan pakaian ninja. Lalu kami dijelaskan terlebih dulu tentang seluk beluk ninja. Untuk lebih memberikan gambaran seorang ninja, ada cosplay ninja yang memperagakan jurus-jurus pertarungan ninja. 

peserta litto ninja games di Litto Jogja

Kami diberi kesempatan untuk mencoba senjata rahasia ninja seperti shuriken, kunai dan katana. Meskipun kelihatannya mudah ternyata tidak semua yang mencoba bisa meluncurkan suriken ke papan sasaran. Di dalam arena ninja village disediakan berbagai macam games ketangkasan. 

Di permainan Litto Ninja Games peserta yang berhasil menyelesaikan tiap tantangan akan mendapatkan stempel khusus. Di akhir games jumlah stempel akan dihitung untuk menjadi pemenang dan mendapatkan sertifikat ninja. Seru banget ya

3. Mencicipi  Menu Litto Jogja Resto

Sudah datang jauh-jauh harus mencicipi menu yang disajikan di resto ini. Litto Jogja Resto memiliki dua area yaitu Asakusa Restaurant dan Shinjuku Café. Menu makanan di Litto Jogja tidak melulu Jepang-jepangan, menu western dan Indonesia juga ada.

Menu Jepang yang wajib dicoba adalah sushi dan ramen. Semua makanan yang disajikan di sini adalah menu halal. Beberapa hidangan pun sudah disesuaikan dengan lidah lokal. Rekomendasi menu kedua adalah steak blackpepper yang disajikan bersama potato wedges dan sayuran segar. 

Bila lebih suka menu nusantara, iga goreng adalah menu favorit. Bumbu iganya unik karena perpaduan bumbu rendang sekaligus rasa pedas manis gurih. Benar-benar beda dari iga bakar yang pernah saya cicipi. Menu iga goreng ini disajikan bersama emping dan semangkuk sop kentang wortel. Untuk memperkuat rasa ada tambahan sambal, kecap manis dan irisan jeruk nipis. 

4. Yukata Costume

Berkeliling dengan jeep dan berlatih menjadi ninja membuat perut keroncongan. Makan malam hari itu sangat istimewa. Kami mengenakan yukata yang merupakan pakaian tradisonal sehari-hari masyarakat Jepang. 

mengenakan yukata di Litto Jogja

Litto Jogja menyediakan yukata untuk pria dan wanitan dengan berbagai pilihan motif  mulai dari ukuran M sampai XL. Yukata untuk anak-anak juga tersedia. Satu set yukata termasuk aksesoris rambut dan sandal. Harga sewa kostum satu yet yukata Rp. 75.000 per orang. Bebas pepotoan dan begaya di seluruh spot foto yang ada di Litto Jogja. Gimana menarik kan?

5. Litto Nagashi Somen

Satu hal yang tidak boleh dilupakan saat makan malam di Litto Jogja Resto adalah mencoba nagashi somen atau mie mengalir. Dalam tradisi Jepang musim panas merupakan waktu yang tepat untuk menikmati hidangan  ini.  

Mie putih (somen) yang sudah direbus diluncurkan di atas perosotan air mengalir yang terbuat dari bambu. Lalu mie ditangkap dengan menggunakan sumpit. Paket Litto Nagashi Somen bisa dinikmati setiap hari dengan melakukan reservasi terlebih dahulu. 

menikmati nagashi somen di Litto Jogja

Kami duduk saling berhadapan di antara sebuah batang bambu yang sudah dialiri air dingin dan menunggu mie diluncurkan. Sebenarnya agak sulit menangkap mie dengan sumpit. Sontak kami gembira ketika berhasil menangkap mie. Mie dingin yang dimakan bersama sup (rasanya mirip tom yum) sangat cocok.  

6. Litto Geisha Dance Perfomance, Bon Odori dan Oiran Douchu

Litto Jogja tidak hanya mengenalkan kuliner dan budaya Jepang tetapi juga kesenian. Malam itu ada tiga pertunjukkan kesenian yang ditampilkan yaitu geisha dance, bon odori dan oiran douchu.

Hampir semua pernah mendengar geisha. Di Jepang keberadaan geisha sangat umum pada abad 18 dan abad 19. Geisha adalah seniman-penghibur tradisional Jepang. Seorang geisha belajar banyak bentuk seni dan biasanya piawai dalam berkesenian. Misalnya menari atau memainkan alat musik yang disebut shamisen

Dua orang penari Litto geisha maju ke panggung dan menari diiringi musik tradional Jepang. Gerakan tarian geisha tidaklah rumit. Tangan mengayun perlahan semantara kaki tidak banyak bergerak. Hampir mirip dengan gerakan tarian tradisional Jogja yang saya lihat jika ke Keraton Yogyakarta. 

Setelah itu kami menonton oiran dochu. Sebuah peragaan prosesi yang dilakukan oleh seorang oiran (wanita penghibur) pada zaman Edo. Suasana makin meriah saat kami diajak menari bon odori. Tarian ini biasanya ditampilkan saat festival Bon di Jepang yang digelar untuk menyambut arwah leluhur yang datang berkunjung. 

Pertunjukkan bon odori di Litto Jogja

Tarian bon odori yang dipertunjukkan di Litto semacam flash mob, di mana pengunjung ikut menari mengikuti gerakan penari-penari yang ada di panggung. Pertunjukkan Bon Odori menutup rangkaian makan malam bernuansa Jepang di Litto Jogja. Setelah kenyang kami memutuskan untuk kembali ke kamar dan berisitirahat.

7. Litto Cooking Course

Pagi harinya selesai sarapan kami kembali diajak berkegiatan membuat sushi, hidangan khas Jepang  yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk. Bahan dan perlengkapan membuat sushi sudah disediakan oleh Litto Jogja. 

Untuk membuat sushi hanya perlu tiga bahan, yaitu nasi putih, nori dan bahan isian. Nasi putih sudah dicampur rice vinegar, simple sirup/sirup gula dan kecap asin. Jika ingin membuat dengan campuran beras ketan juga bisa dengan perbandingan 250 gram beras ketan dicampur dengan 750 gram beras dan air sebanyak 980 ml. 

Isian sushi tergantung selera dan biasanya menggunakan sayuran segar. Kali ini kami menggunakan wortel, mentimun, avocado dan crab stick.  Kemudian kita juga membutuhkan tikar penggulung sushi yang disebut makisu.

Pertama-tama ambil nasi secukupnya dan ratakan di atas nori. Sisakan ruang kosong di ujung agar mudah saat menutup. Kemudian atur isian berbaris, jangan ditumpuk. Gulung nasi sambil menarik makisu ke depan agar sushi tergulung sempurna.

Tidak sampai lima menit, gulungan sushi sudah jadi. Setelah itu sushi dipotong dengan teknik membagi dua agar potongan memiliki ukuran yang sama. Bagian atas sushi diberi mayonaise dan ditaburi katsuobushi. 

pengalaman membuat sushi di Litto Jogja

Bagian terakhir dari sushi course adalah mencicipi sushi buatan tangan sendiri. Sushi dimakan dengan dicelup kecap asin dan diberi sedikit wasabi jika suka. ehm enak! Mulai sekarang bisa membuat sushi sendiri di rumah.

Sushi cooking course menjadi aktivitas penutup kami seharian berada di Litto Jogja. Kami pun berkemas dan bersiap-siap untuk kembali ke Jogja. 

Menginap Litto Jogja Resort

Menginap di Litto Jogja Resort menjadi pilihan terbaik, tidak hanya mendapatkan pengalaman baru dan mengenal kebudayaan Jepang. Tapi kita bisa sekalian beristirahat karena tempatnya yang jauh dari hiruk pikuk.  

Saat ini Litto memiliki 15 kamar yang terdiri dari dua tipe yaitu deluxe room with balcony dan hijime deluxe room. Menginap menjadi pengalaman yang "mahal" karena  disuguhi pemandangan kerlap-kerlip view Bantul dan kota Jogja di malam hari. Pagi harinya digantikan dengan hijaunya hutan pinus dan perbukitan yang dinikmati dari balkon lantai 5.

Kamar deluxe room dengan balkon di Litto Jogja

Harga kamar di Litto sudah termasuk sarapan dengan menu yang komplit. Contohnya sushi, ayam bakar, vegetable cap cay, macaroni carbonara, yakisoba, bubur ayam dan soto ayam. Saya sendiri merasa cukup nyaman menikmati kamar yang ada di Litto Jogja Resort. 

Penutup

Sebagai wisata Jepang di Jogja, Little Tokyo Jogja benar-benar memanjakan pengunjung dengan spot foto, kuliner dan aktivitas budaya Jepang yang sangat lengkap. Litto Jogja selalu berusaha melakukan inovasi terbaiknya agar setiap pengunjung bisa datang dan kembali lagi dengan suasana dan hal baru.

Menikmati liburan seharian di Litto benar-benar puas. Selain mendapatkan pengalaman baru, saya juga mendapatkan tambahan pengetahuan kebudayaan Jepang. Litto Jogja memberikan pengalaman wisata bertema Jepang di Jogja yang tidak terlupakan.


klaverstory
klaverstory Hi, I am Dian

2 komentar untuk "7 Kegiatan Seru di Litto Jogja, Bikin Liburan Serasa di Jepang"