Ultimate Takano Special Tamtam, Rekomendasi Ramen Kuah di Kazu by Roka
Bulan ini sepertinya cerita saya masih seputar Jepang-jepangan, kali ini mencoba bakmi Jepang aka ramen di sebuah restoran ramen yang baru saja buka 1 Juni 2023 kemarin. Pengabdi promo seperti saya tentu harus bergerak cepat. Soft opening Kazu by Roka ada diskon 20% sampai tanggal 4 Juni.
Kebetulan resto ramen ini dekat rumah seorang kawan. Jaraknya kurang lebih 1 kilometer. Sesampainya di rumah kawan saya, kami memutuskan untuk berjalan kaki saja. Menyusuri gang-gang melewati perkampungan sambil ngobrol, perjalanan terasa dekat.
Lokasi Kazu by Roka sangat strategis
Kazu by Roka berada jalan Godean no 19, jalan utama yang menghubungkan kota dengan wilayah Yogyakarta barat. Tidak terlalu jauh dari jalan lingkar barat, kira-kira sepuluh menitan. Letaknya pun berada di pinggir jalan besar.
Persisnya sebelum jembatan jika datang dari arah timur. Di seberang toko tas Dowa sebelah selatan atau sisi kiri jalan. Tempat parkiran tergolong luas untuk menampung kendaraan roda empat atau roda dua.
Menu Kazu by Roka
Pengunjung di hari kedua pembukaan sudah membludak, padahal kami tiba kira-kira setengah jam sesudah buka. Dikarenakan masuk kategori waiting list, saya punya banyak waktu untuk mencari tahu menu Kazu by Roka. Ada kode QR di masing-masing meja yang berisi foto setiap menu.
Secara teknis begitu sampai di lokasi pengunjung memilih tempat duduk terlebih dahulu. Pelayan Kazu by Roka akan mengantarkan kertas menu ke meja. Jika sudah memilih pengunjung membayar di kasir, lalu tinggal menunggu pesanan diantar
Ramen Kazu by Roka memiliki 5 menu ramen untuk hidangan utama. Dua diantaranya masuk ke dalam jenis soba atau mi goreng. Dua menu appetizer dan satu menu dessert.
Mencicipi Ramen Kazu by Roka
Agak cukup lama menunggu. Kira-kira tiga puluh menitan pesanan pertama kami tiba. Sepiring gyoza berjumlah 4 disajikan bersama satu piring kecil kecap asin sebagai cocolan/dipping. Porsi full-nya berisi 8 buah gyoza.
Tak lama kemudian menu utama kami datang. Saya memesan Ultimate Takone Special sementara kawan saya memesan Mezasoba Special dan ocha (teh) dingin. sebenarnya yang dia inginkan ocha panas, tapi sayangnya belum tersedia.
Mangkuk yang digunakan untuk menyajikan mi tergolong besar. isinya sendiri tidak penuh, hanya setengah dari mangkuk. Kuah ramennya agak creamy. Sementara itu di mangkuk lain kepunyaan kawan saya adalah Mazesoba Special. Housemade ramen tanpa kuah yang mi nya dibuat sendiri, dimasak selama 24 jam dengan shoyu tare dan minyak aroma.
Keduanya terdiri dari topping yang sama yaitu tori chasu (ayam yang sudah dimasak dengan bumbu spesial), ajitama (telur rebus separo), spicy tamtam (daging ayam cincang yang dimasak dengan minyak pedas), kikurage (jamur kuping rebus yang diiris tipis), sesame (wijen), green onion (irisan daun bawang), shraded nori (selembar rumput laut kering).
Di sini tingkat kematangan mi bisa disesuaikan, terdapat tiga pilihan firm, normal dan soft. Begitu juga dengan tingkat kepedasanya. Untuk level netral dan mild (cabe 1) tidak ada tambahan biaya, sedangkan untuk tingkat hot (setara cabe 3) sebesar Rp. 4.000,- dan extra hot (setara cabe 5) dikenakan tambahan Rp. 6.000,-. tambahan ekstra mi dikenakan biaya Rp. 3.000,-
Aromanya enak. Kami sengaja memesan menu yang berbeda karena berencana saling mencicipi. Saya mencoba Mezassoba, entah kenapa mi-nya saling melekat di bagian bawah. Minyak berwarna kemerahan tertinggal saat mi terangkat. Tekstur mi agak sedikit kering menyebabkan sedikit susah diambil dengan sumpit.
Dugaan saya karena kawan saya memilih normal untuk tingkat kematangan mi. supaya tidak terlalu kering mi dan topping harus diaduk agar tercampur dengan minyak di bagian bawah.
“Kok kayak kurang matang ya?”, ucap kawan saya usai menyuapkan mi ke dalam mulutnya.
Saya mengambil sejumput mi dan memakannya. Penasaran.
“Mungkin karena pesan tingkat kematangan yang normal,” ujar saya
Tingkat kematangan mi sebenarya sudah cukup. Saya justru kecewa dengan mi yang sudah dingin. Kebayang kan jika indomi goreng dibiarkan terlalu lama.
“Coba yang pake kuah. Sebentar saya campur dulu biar topping-nya merata”, kata saya.
Sebenarnya tujuan utama mencampur mi karena saya tidak doyan telur setengah matang. Telur rebus setengah matang tercampur dengan mi dan kuah panas akan matang secara otomatis. Lagi-lagi saya kecewa karena kuah tidak sesuai ekspektasi saya dan tidak bisa mematangkan telur.
Kuahnya suam-suam kuku. Padahal mi berkuah seperti ini lebih nikmat jika disajikan begitu selesai dimasak dan masih kemebul (masih beruap panas). Harus kemepyar dan memberikan kepuasan tersendiri. Bikin perut hangat dan nyaman.
“Lebih enak yang pakai kuah”, kata kawan saya setelah menyumpit mi.
Saya menawarkan kepada kawan saya apakah dia ingin mencoba mencampur kuah dengan mi sobanya tetapi ditolak. Untuk membuktikan perkataan kawan saya, saya menyeruput kuahnya dulu. Memang benar ada rasa gurih tetapi tidak overload.
Saya suka sekali dengan potongan ayamnya yang lembut dan juicy. Tektur mie yang lembut terasa pas di mulut ketika bertemu dengan irisan jamur kuping yang agak krenyes-krenyes. Telur rebusnya juga tingkat kematangannya pas, tidak keras dan untung saja kuning telurnya sudah tidak mbeler.
Gyoza? Oh iya gyozanya enak dan gurih. Ayamnya juga melimpah. Ukuran gigitannya cukup untuk one bite atau sekali hap. Menurut saya agar sedikit keasinan, tetapi jika sudah dicelupkan ke dalam saus soyu rasa asin yang berlebihan sudah hilang. Soyunya unik, entah diracik dengan apa saja.
Di menit-menit terakhir sebelum saya menghabiskan Takano, saya campurkan sisa soyu untuk gyoza ke dalam kuah Takano. Hasilnya luar biasa. Rasanya jauh lebih enak. Terasa lebih segar dan sangat ngeblend dengan kuah kaldu yang sedikit creamy.
Sebagai menu dessert kami mendapatkan free Japanese purin setelah menulis ulasan di Google Maps. Purinnya lembut. Saya suka sekali dengan sirup mocca-nya. Benar-benar membuat mulut terasa segar kembali setelah menyantap mi dengan kuah yang creamy.
Penutup
Saya tidak pintar memberi skor sebuah hidangan. Biasanya hanya ada dua rasa enak dan enak sekali. Tidak ada makanan yang tidak enak. Terlalu asin atau terlalu manis rasa sebuah makanan bagi saya hanyalah perbedaan selera dan kebiasaan lidah masing-masing orang. Secara rasa Ultimate Takano Special Tamtam dan Mezasoba Special enak. Hanya saja untuk saya pribadi akan lebih nikmat jika disajikan dalam keadaan masih panas.
Jadi buat kalian yang tinggal di seputaran jalan Godean dan sekitarnya tidak perlu jauh-jauh untuk menikmati ramen. Kazu by Roka menyediakan 5 pilihan ramen yang harus dicoba. Kalau saya sih merekomendasikan Ultimate Takano Special Tamtam.
Dulu sering banget makan ramen. Trus nambah nori rumput laut yang lembaran itu
BalasHapusenyak :)
HapusKayake kok enak-enak ya. Lain kali boleh nih diajak nyicip.
BalasHapuscuzz
Hapus