Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Misteri Lontong Kupang (Part 2)


Surabaya Walking Night

Sore hari, setelah berisitirahat dan mandi, pencarian lontong kupang kembali dilakukan. Sengaja saya dan Dita memilih untuk berjalan kaki saja.
Kami menginap di Ibis Surabaya City Center Hotel di jalan Basuki Rahmat , kalau dilihat dari peta sih berada di tengah kota. Keluar dari hotel kami bingung, mau ke kiri atau ke kanan.
Karena tadi siang kami datang dari arah kanan maka kami memilih ke arah kiri saja. Baru beberapa meter melangkah, coba tebak apa yang saya temukan? Lontong kupang kah? ehm.. tidak  tidak.. bukan lontong kupang.
Almond Crispy. Tau kan kudapan berupa cookies tipis taburan kacang almond di atasnya? Ada berbagai varian rasa Almond Crispy Cheese, Almond Crispy Cheese Greentea, Almond Crispy Cheese Mocca dan Almond Choco Cheese. Favorite saya yang Almond Crispy Cheese dan Almond Choco Cheese.
Entah sejak kapan kudapan ini menjadi oleh-oleh khas Surabaya. Seingat saya Surabaya dikenal dengan kue lapisnya ya. Mumpung lewat saya beli juga sekalian untuk oleh-oleh tapi bisa juga sih buat cemilan tengah malam hehehe.


Menyusuri Jalan Basuki Rahmat akhirnya kami sampai di Tunjungan Plaza. Sempat terpikir untuk mampir, barangkali di salah satu foodcourt-nya ada yang menjual lontong kupang.
Tapi saya mengurungkan niat, kayaknya akan terlalu banyak godaan ketika kami masuk ke Plaza. Ya sudahlah kami hanya lewat di depannya dan berjalan ke arah seberang.
Wah ada rawon setan, apa ini ya rawon setan yang terkenal itu? Rawon Setan Jalan Embong Malang, begitulah yang tertulis di spanduk.
Sebagai penyuka pedas tentu saja Dita tidak akan melewatkannya. Sayang sekali warung rawonnya sudah tutup sore itu, pasti laris. (Setelah cek di google ternyata rawon setan ini tutup di jam 16.30 dan buka kembali di jam 18.00)
Kami terus berjalan, dan belum juga menemukan tanda-tanda si lontong kupang. Perut rupanya sudah lapar, jelas saja entah sudah berapa kilometer kami berjalan.
Kami sudah melewati Hotel Majapahit, Zangradi Ice Cream yang ter-legend di Surabaya dan beberapa Taman (maaf saya tidak mengingat namanya).
Tapi beberapa saya ingat detilnya karena waktu itu lepas upacara 17 Agustus dan di tempat itu ada satu gedung yang digunakan sebagai tempat upacara.
Nah di depannya ada taman dan sebuah café kalau tidak salah. Barangkali petunjuk itu bisa membantu saya menyebutkan nama taman itu.


Sayang sekali, kami berjalan di malam hari, jika dilakukan pagi atau sore tentu kami akan lebih asyik duduk-duduk menikmati salah satu taman kebanggaan masyarakat Surabaya. Berhubung sudah jam makan malam, kami putuskan untuk makan dulu sebelum kembali ke hotel.
Dalam hati saya masih berharap bisa menemukan sebuah warung yang menjual lontong kupang. Yah setelah berpayah-payah berjalan dan mengamati dengan jeli, tak ada satu pun warung yang bertuliskan lontong kupang.
Setelah berjalan ke sana kemari ada satu gerobak yang menarik perhatian saya. Bukan gerobak sih, persisnya panci berbahan aluminium dengan bentuk kerucut yang ada di gerobak itu.
Ah rupanya ini adalah warung Soto, wangi rempahnya jelas mengajak perut saya yang keroncongan untuk menari-nari. Paduan antara lapar dan capek, dengan sigap saya menyantap semangkuk soto dengan cepat.
Tidak seperti soto di Jogja yang kuahnya bening. Soto Surabaya ini bersantan kuahnya, bisa pilih ayam atau daging, ditambah ada potongan setengah telur ayam, membuat kuah makin gurih.
Potongan jeruk nipis dan sambel, menambah kaya rasa kuah yang sudah gurih dengan tambahan rasa pedas nan segar. Kenyangnya, kami pun kembali ke hotel untuk beristirahat. 
Lontong Kupang, saya berharap besok kita bisa bertemu ya.
klaverstory
klaverstory Hi, I am Dian

Posting Komentar untuk "Misteri Lontong Kupang (Part 2)"