Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyapa Pagi dari Kampung Cyber

jalan masuk menuju kampung cyber di Yogyakarta

Saya tidak suka dinginnya pagi selepas hujan tetapi karena saya sudah terlanjur janjian untuk pura-pura jogging pagi ini saya pun bergegas bangun. Biasanya agenda “jogging” ini dimulai jam 6 pagi, kali ini kami memulainya sedikit lebih mundur. Benar saja perkiraan saya, jalanan Jogja mulai padat merayap sejak diberlakukannya PTM (Pembelajaran Tatap Muka) di sekolah-sekolah. 

Pura-pura Joging di Kampung Taman Sari

Kami bertiga berencana jalan kaki menyusuri gang-gang kecil di Kampung Taman Sari. Iya betul, bila pernah mendengar tentang Taman Sari atau Water Castle nama internasionalnya,  sebagai salah salah satu objek wisata di Yogyakarta.

Kompleks Taman Sari memang berada di tengah-tengah pemukiman padat penduduk. Area ini sangat luas dan setidaknya ada 4 bagian yaitu  Pulau Cemeti, Sumur Gumuling, Pemandian dan bagian selatan/belakang Taman Sari.

Rute kami pagi ini dimulai dari Plaza Ngasem ke selatan, ke arah Sumur Gumuling, pemandian lalu ke bagian belakang dan kembali lagi ke Plaza Ngasem. Sebenarnya rute ini tergolong pendek, dengan berjalan kaki santai bisa ditempuh sejam saja. 

Pura-pura jogging memakan waktu lebih lama, aktivitas olah raga entertain ini menitikberatkan pada eksplorasi gang-gang yang kami lewati. Tentu saja dengan berhenti di beberapa spot yang kami anggap menarik.

Kenapa Disebut Kampung Cyber?

Kampung Cyber, demikian kampung ini kemudian dikenal.  Secara administrative kampung ini terletak di RT 36 RW 09, Taman, Patehan, Kraton, Yogyakarta. Untuk memudahkan menemukan kampung ini ada dua akses jalan menuju ke sana. Pertama bisa melewati belakang Plaza Ngasem dan sisi lainnya bisa masuk melalui gang yang berada di samping SD Keputran.

foto kegiatan mark zuckerberg di kampung cyber Yogyakarta

Beberapa sumber yang saya baca dari hasil pencairan di Google, saya mendapatkan fakta menarik tentang kampung ini diantaranya:

1. Kampung Cyber ini sudah ada sejak tahun 2006, didirikan oleh salah satu warganya yang bernama Antonius Sasongko

2. Semua warga di kampung ini melek teknologi, tidak heran di setiap rumah terpasang fasilitas wifi.

3. Layangan internet gratis/public hot spot berada di area public juga seperti pos ronda dan balai RW 

4. Pernah dikunjungi oleh Mark Zuckerberg (Facebook) pada tahun 2014

Suasana Pagi di Kampung Cyber

peta kampung cyber di Yogyakarta

Pagi itu di kampung cyber cukup lenggang. Tidak banyak warga yang ada di luar, barangkali rutinitas dapur dan pekerjaan rumah tangga di pagi hari membuat warganya sudah sibuk. Satu dua orang terlihat untuk menyapu halaman dan gang.

Layaknya kampung-kampung di perkotaan. Jarak rumah antar tetangga berdekatan, saling menyapa saat satu dan yang lain berpapasan sangat mungkin. Suasana kampung di kota itu sebenarnya lebih mirip dengan kampung yang ada di desa lho. 

Beberapa kali papas an dan menyapa warga kampung kami selalu disambut hangat. Ditanyain dari mana, mau ke mana atau hanya sekedar kata nderek langkung pasti mendapat jawaban monggo. Kalau ditanyain mau kemana atau dari mana, itu bukan pertanyaan kepo atau basa-basi ya. itu beneran ungkapan penuh ketulusan.

Bagi orang tertentu mungkin risih dengan “basa-basi” tapi bagi kami tentu itu sebuah kehangatan pagi yang kami rindukan setiap kali kami pura-pura jogging. Karena nyatanya setiap agenda PPJ kami ke kampung tidak selalu menemukannya di kampung tertentu.

Seorang bapak yang sedang membersihkan kebun menunjukkan pada kami jalan menuju ke Gedong Madharan. Menurut si bapak bangunan ini dulunya adalah tempat peristirahatan Sultan saat beristirahat di Taman Sari.

Nah inilah efek samping dari membalas keramahan warga kampung. Bagian belakang Taman Sari ini memang jarang sekali dikunjungi oleh wisatawan karena memang letaknya agak tersembunyi. Wisatawan yang sampai ditempat ini biasanya warga lokal seperti kami atau wisatawan yang menggunakan jasa guide Taman Sari.

Saran saya sih kalau kalian ingin berkunjung ke Taman Sari, sebaiknya didampingi guide ya agar tidak hanya sekedar jalan tapi bisa mendengar cerita sejarahnya. Buat saya pribadi Taman Sari ini sangat menarik, di masa lalu tentu tempat ini saya bayangkan sebagai sebuah resort yang sangat mewah.

Penutup

Mengawali PPJ dari Pasar Ngasem dan berakhir juga di Pasar Ngasem. Kalau biasanya menjelang siang pasar sudah sepi, di Pasar Ngasem ini sedikit berbeda, suasanya masih tetap ramai. orang yang datang ke sini kebanyakan kulineran. 

Kalau kami sih langsung menuju ke lapak jajan pasar. Pilihan saya kali ini jatuh pada terang bulan mini, telaga biru, mie lethek dan peyek bayem. Total jajanan saya hari itu 8.000 rupiah. Sangat ekonomis kan? Sisa dua ribunya masih dapat susu segelas kedelai panas. 

Perut yang mulai keroncongan membawa kami ke Plaza Ngasem untuk duduk, ngemil jajan pasar dan ghibah bermanfaat tentu saja. Padahal alasan sebenarnya kami menunggu toko kaos buka jam sepuluh nanti sih hehehe 

 

 






 





klaverstory
klaverstory Hi, I am Dian

Posting Komentar untuk "Menyapa Pagi dari Kampung Cyber"