Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mudahnya Transaksi Kartu Kredit Saat Travelling

mudahnya transaksi kartu kredit saat travelling

Seberapa penting kartu kredit? Kalau saya yang ditanya tentu akan saya jawab tidak penting. Namun jika pertanyaannya diubah menjadi apakah kamu membutuhkan kartu kredit? Jawabannya, tentu saja iya saya membutuhkannya. 

Awal mula saya melakukan travelling saya sering sekali “nunut”(menumpang) kartu kredit  seorang teman untuk membeli tiket atau booking hotel. Kebetulan limit kartu kredit teman saya ini cukup besar untuk bisa digunakan di antara travelmate saya yang lain.

Suatu hari teman saya mengeluhkan kartu kreditnya tidak cukup untuk booking tiket, begitu juga dengan teman yang lain. Ya saya paham mereka juga menggunakannya untuk keperluan lain tidak hanya untuk traveling.  Solusi sementara tagihan yang ada harus dibayar  dulu agar bisa digunakan.

Kartu kredit, apply nggak ya?

“Kamu bikin kartu kredit juga dong, aku kenalin ke marketing bank yang biasa ngurusi kartu kreditku,”kata teman travelling saya. Ya akhirnya atas desakan teman saya pun apply kartu kredit ke sebuah bank. Sebulan, dua bulan sampai mungkin sudah setahun lebih, saya tidak mendengar kabar dari tentang kartu kredit itu. Rupanya pengajuan kartu kredit saya tidak disetuju. “Nggak papa, nanti coba apply lagi aja,” usulnya.  

Sebenarnya saya sudah males mengajukan permohonan kredit lagi, tapi karena memang kami sering traveling mau tidak mau harus dicoba lagi. Akhirnya saya mencoba lagi di bank yang sama, dan gagal lagi. Padahal waktu itu malah sudah sempat di-survey ke rumah. Info tentang survey bank ini malahan saya dapatkan beberapa waktu yang lalu, itupun karena ibu cerita.

Singkatnya percobaan yang kedua inipun gagal. Ya sudah, untungnya di travelling berikutnya kartu kredit teman-teman saya mencukupi. Setelah beberapa kali traveling, saya juga merasakan kalau memiliki kartu kredit ini sebenarnya sangat membantu. 

Contohnya saat cash kita tidak cukup, kartu kredit bisa digunakan untuk withdraw (tarik tunai). Kadang-kadang kami membayar hotel dengan kartu kredit, terutama saat kita tidak terlalu banyak menukarkan uang, 

Sayang sekali percobaan yang kedua kali ini juga gagal lagi. Merasa tidak bisa berbuat apa-apa teman-teman saya pun menerima kondisi saya apa adanya. Lha mau gimana lagi, iya tho, kan saya sudah usaha. Karena ternyata urusan kartu kredit saya tidak semudah saat mereka dulu apply kartu kredit hehehe.

Di lain waktu ada marketing kartu kredit bank pemerintah yang datang ke tempat saya bekerja. Semua teman-teman di kantor mengajukan pembuatan kartu kredit. Awalnya saya menolaknya, eh ujung-ujungnya apply juga karena dikompori sana sini. Ya udah deh, sapa tau kali ini berhasil.

Eh nihil! Pengajuan saya ditolak, padahal semua syarat-syarat sudah dilengkapi. Ya mungkin ini yang namannya belum jodoh punya kartu kredit ya. Setelah bertahun-tahun mencoba dan berkali-kali gagal, saya sudah tidak berharap punya kartu kredit lagi, sampai kira-kira di akhir tahun 2018 saya mendapatkan penawaran dari sebuah bank yang terkenal dengan satpamnya yang ramah. 

Agak ogah-ogahan, toh paling juga tidak akan di-approved lagi pikir saya. Eh tanpa saya duga, pengajuan kartu kredit saya disetujui lho. Secepat itu dan semudah itu. tidak ada survey, tidak ada pihak bank yang menelepon kerabat dan berkas-berkas yang rempong. Well. Memang begitulah jika memang sudah waktunya, entah bagaimana jalan itu dimudahkan ya. 

Transaksi di Luar Negeri Lebih Mudah Bayar Tunai atau Kartu Kredit?

Saya pernah terselamatkan berkat kartu kredit saat berbelanja di Kultura, Manila. Sebenarnya uang Peso saya cukup untuk membayar belanjaan waktu itu, akan tetapi jika uang cash itu saya gunakan untuk membayar belanjaan artinya saya harus withdraw di ATM, dan kena charge yang lumayan jika dirupiahkan. 

Lalu saya ingat kalau saya bawa kartu kredit. Sampai di depan kasir, saya bertanya apakah kartu kredit ini bisa dipakai atau tidak. Begitu mbak kasir menganggukan kepalanya saya pun menyodorkan kartu saya dan saya berhasil transaksi dengan kartu kredit, udah gitu nggak kena charge. Waktu saya membayar tagihannya saya cukup kaget karena rate-nya cukup bagus dibandingkan saat saya menukarkan Rupiah ke Peso di money changer sebelum berangkat. 

Cerita lain lagi, saat itu saya bersama adik sepupu liburan ke Bangkok. Kami tidak terlalu banyak menukarkan uang Bath, dan Bath yang kami punya sudah digunakan untuk membayar deposit kemarin pada waktu check-in. 

Hotel yang kami pesan ini tidak termasuk sarapan, tetapi ada menyediakan resto bagi tamu yang ingin sarapan di situ. Berhubung kami sudah lapar, sepupu saya memesan menu sarapan sementara saya keluar ke minimarket mencari ATM.

Wah, amsyong ternyata di sekitar hotel tidak ada ATM. Saya kembali ke hotel dengan raut wajah kebingungan, mau bayar makan pake apaan enggak nemu ATM satupun. “Tenang mbak,” katanya sambil tersenyum lebar begitu melihat saya datang. “Sudah dibayar pake ini,  sarapan dan hotelnya sekalian,” lanjutnya sambil menunjukan kartu kredit miliknya. Huft, leganya.

Ya begitulah kartu kredit menyelamatkan dari beberapa kasus-kasus dadakan yang tidak terduga dan serimg kali justru lebih mudah diselesaikan oleh kartu kredit. Terutama saat travelling, biasanya kita hanya menukarkan uang secukupnya. Ya karena kalau menukarkan atau withdraw terlalu banyak dan tidak habis dibelanjakan malah nyusahin diri sendiri. 

Saya pernah mengalaminya. Hari itu hari terakhir saya  di Laos. saya terpaksa harus ngambil duit di ATM lagi karena besok membutuhkan cash untuk membayar tuktuk ke bandara. Jumlahnya memang agak sedikit saya lebihkan karena siapa tau butuh sesuatu. Ternyata saya salah perhitungan, pesawat kami berangkat lebih awal dari jadwal. 

Kami pun bergegas, untung saja kami sudah tiba di bandara. Uang Lao tidak sempat kami belanjakan, toh nanti bisa ditukar di Bangkok atau Kuala Lumpur pikir saya. Karena rute saya berikutnya adalah Bangkok dan Kuala Lumpur. 

Ternyata sesampainya di bandara Kuala Lumpur, money changer di sana tidak menerima. Ya sudah saya bawa pulang ke Indonesia. Untungnya beberapa bulan kemudian ada teman yang hendak travelling ke Laos, saya titipin aja uang itu ke mereka, karena saya juga belum pasti entah kapan akan kembali ke sana. 

Penutup

Sekian lama menggunakan kartu kredit pertanyaan di awal tulisan ini muncul kembali. Apakah kartu kredit itu penting? apakah kartu kredit itu saya butuhkan? Dari serentetan pengalaman di atas, akhirnya saya berkesimpulan kalau kartu kredit itu mungkin bukan hal yang penting atau saya butuhkan, tapi memilikinya bisa jadi menjadi semacam "keuntungan", salah satunya kemudahan bertransaksi. Bisa jadi dalam bentuk promo, diskon atau rate yang bagus saat belanja di luar negeri. 

Namun dibalik cerita manis bersama si kartu kredit, saya juga punya satu cerita yang membuat saya ingin menutup rekening kartu kredit saya suatu hari nanti. Saya akan ceritakan di lain kesempatan. Setidaknya saat ini saya merasakan kemudahan saat apply kartu kredit dan menggunakannya, tentu saja harus secara bijak. 


klaverstory
klaverstory Hi, I am Dian

Posting Komentar untuk "Mudahnya Transaksi Kartu Kredit Saat Travelling"