Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memaknai Rindu di Pasar Kangen Jogja

pintu masuk pasar kangen jogja di taman budaya yogyakarta

Sore itu bapak-bapak berbadan tegap berusaha mengurai kemacetan. Mobil yang berada di jalan disuruh mundur. Saya nekat saya membelokkan motor ke arah Toko Remujung, rupanya di sinilah sumber kemacetan, dua mobil saling beradu. Dari arah timur hendak ke barat mencari tempat parkir, mobil yang satu lagi sebaliknya hendak keluar dari parkiran. Pada  hari biasa hal seperti ini tidak akan terjadi. 

Ya ini semua karena orang-orang tumplek blek ke Taman Budaya Yogyakarta untuk sebuah event tahunan yang disebut Pasar Kangen Jogja. Sebenarnya ini bukanlah kali pertama sejak pandemi, tahun lalu event ini sudah dilakukan secara offline hanya saja dengan lokasi yang berbeda. Menempati halaman tengah Grhatama Pustaka, pasar kangen tahun lalu tidak sepadat kali ini. mungkin karena lokasi Grahatama cukup jauh dari pusat kota sehingga orang-orang agak enggan.

Saya tidak bisa membayangkan seperti apa keadaan di dalam Taman Budaya, karena sudah kepalang tanggung saya pun nekat menerabas kemacetan. Beberapa bapack-bapack mengarahkan saya untuk parkir di trotoar pinggir jalan Loji kecil. Terdengar dari seberang jalan bapack-bapack yang lain berteriak menawarkan tempat parkir di depan Kantor Pos.

Saya tidak mengubris, saya sih yakin aja bisa parkir di kantung parkir basement Remujung seperti kebiasaan yang sudah-sudah kalau ada event di Taman Budaya. Untung tempat parkirnya belum full, jadi motor bisa saya parkir di situ.

Tentang Pasar Kangen Jogja Tahun ini

lobby utama pasar kangen jogja

Agak ragu saya melangkah kaki saya ke gerbang TBY, sambil menunggu balasan chat kawan yang mungkin sudah sampai duluan, saya melihat-lihat sekeliling. “Masih pada pakai masker,” gumam saya dalam hati. Karena sudah ada kerumunan dan tanpa jarak sama sekali, lebih baik saya tidak membuka masker saat di dalam nanti.

Saya melangkah ke dalam menuju ke tangga sebelah barat, di sana saya dan kawan saya janjian. Wuah, ramai sekali, tidak hanya pembeli tapi juga penjualnya. Konon kabarnya pasar Kangen kali ini dibiayai oleh Danais jadi para penjual tidak perlu membayar sewa. 

Saya mendapatkan tambahan informasi sebelum berangkat tadi, kebetulan saya berpapasan dengan tetangga yang batal berjualan di Pasar Kangen karena kurasinya yang ketat. Dan itu benar adanya, tante kawan saya ini bercerita untuk bisa berjualan di Pasar kangen dia harus bersaing dengan 1200 UMKM se Jogja dan hanya 200 yang berhasil, termasuk usaha milik tante teman saya ini. 

Panitia juga menetapkan harga jual paling mahal untuk makandan dan minuman maksimal dua puluh ribu rupiah. Pihak panitia juga memonitor para penjual. Memastikan penjual menjual dagangan sesuai dengan yang sudah didaftarkan, mereka yang melanggar akan ditegur. Pantesan pasar kangen kali ini harganya lebih miring selain karena tidak ada biaya stand juga karena ada aturan harga dari pihak penyelenggara.

Selamat Datang di Pasar Kangen

Baiklah mari kita mulai berkeliling di area TBY, tempat diselenggarakannya Pasar Kangen Jogja 2022. Dari tempat saya berdiri sekarang, di tangga sisi utara yang menuju ke concert hall, saya bisa melihat panggung dengan jelas. Saat itu ada tari-tarian yang sedang dipentaskan. Ada 4 atau 5 penari berkostum seperti buto, menari dengan gerakan yang lincah. 

Di bagian lobby bawah Taman Budaya, ramai gelaran para pedagang barang-barang jadul seperti majalah, alat elektronik sampai dolanan bocah. Di sisi selatan ini memang lebih fokus pada barang-barang antik. Sedangkan untuk makanan dan minuman berada di area sisi utara dan depan gedung.

Afdruk Foto ala 90-an di Pasar Kangen

afdruk foto ala 90an, salah satu stand jadul di pasar kangen jogja

Di sekitar tahun 1990-an di pinggir jalan lumrah dijumpai sebuah kios mini yang hanya muat satu orang untuk duduk di situ. Bertuliskan afdruk foto kilat dengan lampu petromaks di depannya. Saat buru-buru hendak mencetak foto saya biasanya menggunakan jasa ini, biasanya hanya foto hitam putih. Uniknya foto hitam putih yang dicetak disitu lama kelamaan akan berwarna kuning, berbeda dengan jika kita mencetak foto di studio foto. 

Serasa dibawa kembali ke masa itu, di Pasar Kangen ada  afdruk foto kilat jaman 90-an. Cari saja sisi utara gedung, berseberangan dengan angkringan. Saya rasa itu satu-satunya angkringan di Pasar kangen. Hanya dengan membayar dua puluh ribu untuk mencetak foto, kenangan masa lalu sudah bisa dirasakan. Antriannya cukup panjang,  jadi harus bersabar ya. di samping kios mini ada studio ala-ala yang dibuat di sini lengkap dengan background pemandangan dan tukang fotonya. Persis jika kita foto di tahun 90-an. Menarik kan?

Beli Barang-barang Antik dan Jadoel

penggemar barang antik mendatangi salag satu stan barang antik di pasar kangen jogja

Apa kalian memainkan anak-anakan dari kertas? atau game board yang berisi air dengan gelang-gelang kecil di dalamnya? Atau bola tiup, semacam sedotan besar di bagian ujungnya ada kranjang mirip rimg basket. Cara memainkannya bola seukuran kelereng lebih besar sedikit, diletakkan di atas ring itu, lalu kita tinggal meniupnya. Bola kecil yang terbuat dari plastik itu akan melayang-layang.

masih banyak lagi dolanan anak yang akan memutar kembali kenangan masa kecil beberapa orang yang hidup pada masa itu. tidak hanya dolanan ada buku, majalah bahkan series komik yang cukup lengkap. seorang bapak di sebelah saya sempat berteriak kegirangan melihat tumpukan komik favoritnya ada di depan mata. 

Tidak hanya itu, ada beberapa pakaian/kebaya second juga disini. Baiklah coba saja menyusuri lobby dan selasar di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta barang kali saja di sini kalian bisa menemukan dolanan jadoel atau barang-barang antik kepunyaan eyang. 

Aneka Jajanan di Pasar Kangen

pengunjung memadati stan makanan dan minuman di pasar kangen jogja

Tidak hanya dibawa bernostalgia lewat barang-barang masa lalu, kita juga dibawa ke kenangan masa kecil para eyang dengan kulinernya. Berjalan ke bagian belakang gedung kemudian ke sisi utara dan berakhir di bagian depan penuh dengan stall penjual makanan. 

Lempeng juruh salah satunya,dulu saat kecil simbah putri sering sekali membuatkan saya cemilan ini. Lempeng adalah sejenis kerupuk, bahan dasar lempeng juruh terbuat dari singkong. Lempeng ini berbentuk lembaran tipis, berbentuk segi panjang dan tipis. Setelah digoreng kemudian diberikan juruh di atasnya. Juruh yaitu larutan gula jawa yang dimasak hingga sedikit kental dan diberi asam jawa sedikit.

Selain lempeng juruh, juga bisa mencicipi masakan khas seperti nasi wiwit, sego megono, brongkos dan tidak ketinggalan angkringan. Saya aja sampai bingung mau jajan apa karena emang  super duper komplit makanan dan minumannya.

Penutup

Semakin malam semakin ramai. Pasar Kangen Jogja dimulai jam 13.00 setiap harinya dan berakhir jam 21.00. berdasarkan pengalaman kemarin di hari ke tiga sejak Pasar Kangen di mulai, pengunjungnya sangat ramai. Hampir bisa dibilang padat, jalan di areanya saja cukup sulit karena memang banyak sekali orang yang datang. Gimana kalian sudah berkunjung ke Pasar Kangen, jika belum boleh menyempatkan waktu karena event Pasar Kangen ini akan berakhir hari ini. Selamat bernostalgia ya
















klaverstory
klaverstory Hi, I am Dian

Posting Komentar untuk "Memaknai Rindu di Pasar Kangen Jogja"