Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kolaborasi Pentahelix Langkah Strategis Memutus Rantai Kusta

Kolaborasi pentahelix langkah strategis atasi kusta

Tahukah kalian tanggal 7 April ini diperingati sebagai Hari kesehatan Sedunia. Dan tema yang diusung untuk tahun ini adalah “Hapuskan Stigma dan Diskriminasi Kusta”. Kusta masih ada tetapi masyarakat “pura-pura lupa” karena itu tema ini diangkat untuk menjadi issue penting agar masyarakat kembali aware dan memerangi kusta.

Selasa 12 April 2022 kemarin saya bergabung dalam sebuah diskusi melalui live streaming YouTube Program Ruang Publik KBR bersama narasumber Dr. dr Flora Ramona Sigit Prakoeswa Sp.KK, M.Kes, Dipl-STD HIV FINSDV dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) dan R. Wisnu Saputra SH, S.I.Kom – Ketua Bidang Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bandung. Diskusi yang mengambil tema "Kolaborasi Pentahelix untuk Atasi Kusta” dipandu oleh Kak Ines Nirmala serta disiarkan secara langsung oleh 100 radio jaringan KBR dan 104,2 MSTri FM Jakarta.

Fakta Tentang Kusta

KUSTA adalah Penyakit Menular yang Paling Tidak Menular dan Kusta bisa SEMBUH.  Berulang kali dokter Flora mengulangi kalimat ini dalam setiap kesempatan sepanjang waktu diskusi. Artinya poin ini sangat penting. Ya benar, ada berbagai mitos tentang kusta yang paling sering kita dengar seperti kusta penyakit kutukan, kusta tidak bisa sembuh, kusta menular.

Bayangkan! Indonesia menempati posisi ke 3 dunia menjadi penyumbang kasus kusta terbaru sebanyak 17.000 kasus per tahun. Nah jika mitos-mitos seperti itu yang masih beterbaran di masyarakat, kapan mau kelarnya nih? Indonsia harus bebas kusta.

Pertama-tama,mari kita ketahui dulu fakta tentang kusta? Kenapa? Dokter Flora mengatakan bahwa kesehatan itu ada 4 poin yaitu kesehatan fisik, mental, sosial (sosial ekonomi) dan spiritual. Nah penderita kusta atau orang yang pernah mengalami kusta (selanjutnya disingkat OYPMK) "kena" semua di 4 aspek kesehatan itu. secara fisik dia terlihat sebagai penderita kusta karena cacat fisik yang dimiliki. Secara sosial dia dijauhi oleh masyarakat, secara mental dia down sehingga tidak ingin berobat. Dan akhirnya dia pun malu/tidak mau beribadah akibatnya kesehatan spritualnya juga ikut terganggu.

Faktanya kusta sudah ada obatnya dan bisa disembuhkan dengan pengobatan yang teratur. Penularannya tidak serta merta karena sentuhan fisik/droplet, dibutuhkan waktu yang lama setidaknya 5-10 tahunan kontak erat yang intens dan tidak/belum diobati.

Lebih lanjut dokter Flora menjelaskan, ada tiga aspek yang mempengaruhi penularan penyakit kusta yaitu: karakteristik kuman (aspek mikrobiologi), daya tahan tubuh (aspek imunologi) dan lingkungan. Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga pola makan yang seimbang, bergizi dan kaya akan protein. Menjaga lingkungan yang bersih misalnya kondisi rumah memiliki ventilasi udara yang bagus dan personal hygine yang baik dengan mandi teratur, mencuci rambut, berganti pakaian dll.

Mendengar kesimpangsiuran informasi di masyarakat tentang kusta, di sini ada peran media sebagai sumber informasi. Bapak Wisnu Saputra menegaskan peran jurnalis dalam mengedukasi masyarakat melalui tulisan atau video tidak serampangan/sembarangan melainkan dengan rasa.

Pembicara diskusi kolaborasi pentahelix atasu kusta

Kolaborasi Pentahelix Langkah Strategis Atasi Kusta

Apa itu kolaborasi Pentahelix? Program Surya Mas Jelita (Sehat Untuk Berkarya Mandiri Bersama Kelompok Jelang Eliminasi Kusta) yang digagas oleh Bupati Pasuruan Jawa Timur sebagai contoh bagaimana kolaborasi pentahelix ini berjalan. 

Di Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan tercatat ada banyak kasus kusta, upaya pendekatan personal dijalankan dengan melibatkan banyak elemen diantaranya petugas kesehatan, pemerintah, keluarga/kader kesehatan (masyarakat), tokoh agama dan media untuk mengeliminasi kusta. 

Dengan bergerak bersama dan terlibat dalam program ini terbukti stigma tentang kusta di daerah ini menurun. Bahkan seorang tenaga kesehatan pun tidak dapat mengobati penderita kusta mengedukasi masyakarat seorang diri sendirian (single fighter). Pengalaman dokter Flora ketika mengadakan diskusi /ceramah tentang kusta, lebih mudah diterima ketika menggandeng tokoh agama atau kepala daerah.

Kemudian tidak hanya sekedar bicara tapi juga tindakan nyata bahwa penyakit kusta benar-benar tidak menular. Sebagai tenaga kesehatan dalam hal ini dokter misalnya, memberikan contoh tidak melakukan diskriminasi dengan penyandang kusta/mantan penderita kusta. 

Caranya ya kontak langsung dengan penderita, berteman dan bergaul seperti orang normal. Salah satu rekan dokter Flora malahan mempunyai asisten mantan penderita kusta (penderita kusta yang sudah sembuh).

Sebagai masyarakat awam, kita sebaiknya membekali diri dengan informasi tentang kusta. Perilaku diskriminatif biasanya karena kita menstigmatisasi dan menerima hoax. Untuk mendapat sosialisasi/edukasi yang benar masyarakat harus jeli dalam memilih portal berita yang berasal dari media yang terpercaya agar tidak terjadi miss-informasi. Alangkah baiknya jika informasi yang dibaca berbasis data/jurnalisme presisi. Demikian pesan dari Bapak Wisnu Saputra menjelang akhir diskusi. 

Pengobatan kusta merupakan pengobatan yang bersifat holistik, mencakup berbagai disiplin ilmu. Lebih lanjut dokter Flora menjelaskan bahwa tidak bisa hanya mengandalkan pada dokter Sp. KK. Dokter umum (yang berada di Puskesmas) juga berhak menerapi kusta mulai dari pencegahan hingga pelaksanaannya secara tuntas. Menceritakan keberhasilan penanganan kusta di Eropa ternyata ada sinergi yang apik antara lingkungan, pelayanan kesehatan, layanan kesehatan pribadi termasuk ahli gizi dan ahli lingkungan.

Di akhir diskusi dokter Flora menggaris bawahi pentingnya support system terutama di inner circle OYPMK yaitu orang terdekat dan keluarga. Dengan didukung oleh support sistem yang baik kolaborasi pentahelix sebagai langkah strategis untuk mengatasi kusta bisa berhasil, niscaya Indonesia eliminasi kusta akan bisa terwujud.


klaverstory
klaverstory Hi, I am Dian

Posting Komentar untuk "Kolaborasi Pentahelix Langkah Strategis Memutus Rantai Kusta"