Yowan Moha dan Biskuit Nike Gorontalo: Kreasi Camilan Kaya Gizi Lawan Stunting
![]() |
Yowan dan tim B-Nike (foto: Instagram @biskuitnike) |
Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki lebih dari tujuh belas ribu pulau yang tersebar dari Sabang hingga Merauke dan total luas perairan mencapai 70% dari total keseluruhan wilayah. Hamparan lautnya yang luas tentu saja menyimpan potensi sumber daya alam laut yang melimpah.
Sektor perikanan, transportasi laut, industri maritim, dan pariwisata bahari memberikan potensi ekonomi yang besar untuk peningkatan perekonomian daerah juga nasional. Laut menjadi sumber hidup bagi jutaan orang yang tinggal di pesisir dan sekitarnya.
Gorontalo, sebuah provinsi yang terletak di bagian utara Pulau Sulawesi, mempunyai potensi besar dalam sektor perikanan yang secara signifikan berkontribusi terhadap perekonomian daerah. Laut bukan hanya sumber mata pencaharian, tetapi juga penyedia anugerah ikan nike.
Mengenal Ikan Nike Khas Gorontalo
Nike adalah ikan kecil sejenis gobiidae seperti Awaous melanocephalus, yang populer di Gorontalo. Masyarakat Gorontalo menyebutnya ikan “duwo". Ciri khas ikan ini muncul dalam jumlah besar pada waktu-waktu tertentu dan tempat-tempat tertentu di perairan Gorontalo. Alasan ini lah yang menjadikan ikan nike merupakan ikan khas Gorontalo.
Ikan ini merupakan komoditas unik yang ditangkap dalam bentuk gerombolan besar di laut dan sungai. Berbeda dengan ikan lain, nike hanya muncul pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, biasanya ketika bulan purnama atau pada musim tertentu yang dikenal oleh nelayan lokal.
Fenomena kemunculan ikan ini sering disebut sebagai “musim nike” dan menjadi momen yang ditunggu-tunggu warga. Masyarakat menggunakan kemunculannya sebagai penanda datangnya bulan baru, sumber pendapatan, serta makanan favorit. Se-istimewa itu ikan nike di hati masyarakat Gorontalo.
Ukuran ikan nike kecil, panjangnya sekitar 2-4 cm. Mirip ikan teri. Ikan mungil yang hanya muncul musiman ini menjadi bahan untuk berbagai kuliner karena kaya kandungan gizi. Rasanya gurih dan teksturnya lembut.
Ikan Nike biasanya diolah menjadi beragam hidangan tradisional seperti perkedel nike, nasi bakar nike atau omelet nike. Karena sifatnya yang musiman, kehadiran ikan ini selalu ditunggu bahkan menjadi bagian identitas kuliner khas Gorontalo.
Kaya Akan Gizi, Ikan Nike Baik untuk Anak Stunting
Tidak diragukan lagi, ikan-ikan yang ada di perairan Indonesia sarat akan kandungan zat gizi termasuk ikan nike. Meskipun berukuran mungil, ikan nike mengandung 16 persen protein, kalsium, fosfor, zinc, hingga zat besi yang menjadi nutrisi penting untuk pertumbuhan anak.
Kandungan proteinnya membantu pertumbuhan otot, kalsium dan fosfor memperkuat tulang, sementara zat besi penting untuk mencegah anemia. Ikan nike sangat potensial diolah menjadi makanan tambahan bergizi bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Namun di balik melimpahnya sumber makanan kaya akan gizi di laut Gorontalo ternyata angka stunting (gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang) di Gorontalo tergolong tinggi. Sungguh ironis.
Realita inilah yang mendorong Yowan Moha, yang kala itu masih menjadi mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) bersama lima mahasiswa rekannya tergerak untuk mencari solusi.
Lahirnya Ide B-Nike, Biskuit Sehat dari Laut
Yowan dan tim, lima rekannya dari lintas jurusan di Universitas Negeri Gorontalo (dari jurusan keperawatan, perikanan dan manajemen) mulai berpikir apa yang bisa mereka lakukan dengan ikan nike yang melimpah di perairan Gorontalo.
![]() |
Biskuit Nike (foto:goodnewsfromindonesia.id) |
Akhirnya muncullah ide mengolah ikan nike menjadi camilan bergizi tinggi yaitu biskuit B-Nike atau biskuit nike (biskuit yang berbahan dasar utama ikan nike)
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021, mereka mengajukan proposal yang akhirnya diterima. Dibimbing dosen Yuniar Mansye Soeli, tim ini mulai bereksperimen di dapur uji. Setelah 5-6 bulan berproses mereka berhasil menemukan formula terbaik.
Menindak lanjuti keberhasilan tersebut, Yowan bersama timnya ingin agar produk mereka diterima oleh masyarakat. Mereka juga mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ke Kementerian Hukum dan HAM.
Usaha keras itu sukses. Pada bulan Oktober 2021, B-Nike berhasil lolos ajang bergengsi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Mereka mendapat pendanaan Rp8,2 juta dari Kementerian Riset dan Teknologi untuk mengembangkan produk.
Kini, biskuit berbahan ikan nike tidak lagi sebatas inovasi kampus, tetapi sudah mulai dipasarkan di Gorontalo dengan harga terjangkau sekaligus mendukung program pemerintah dalam menekan angka stunting.
Kreativitas yang Diakui
Inovasi sederhana tapi berdampak besar ini kemudian mengantarkan Yowan Moha meraih Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024. Penghargaan itu bukan hanya pengakuan, tapi juga bukti bahwa ide lokal dapat menjadi solusi nasional.
Lebih dari sekadar camilan, B-Nike hadir sebagai jawaban atas tantangan gizi anak. Biskuit ini membawa harapan bagi anak-anak Gorontalo, bahkan anak-anak Indonesia agar tumbuh sehat tanpa kekurangan gizi.
Potensi Lokal, Solusi Global
B-Nike tercipta dan menjadi simbol kepedulian anak muda Gorontalo pada generasi penerus. Dari ikan nike yang sederhana, lahir sebuah solusi untuk persoalan gizi yang kompleks. Dari dapur kampus, kini biskuit itu menjadi bagian dari perjuangan bangsa melawan stunting.
Kisah Yowan Moha membuktikan bahwa inovasi bisa dilakukan oleh siapa saja dan dari mana saja. Tidak harus teknologi tinggi justru dengan kreativitas dan ketekunan, potensi lokal/daerah bisa diolah menjadi produk yang berdampak luas.
#APA2025-KSB
Referensi:
Posting Komentar untuk "Yowan Moha dan Biskuit Nike Gorontalo: Kreasi Camilan Kaya Gizi Lawan Stunting"