Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wisata Edukasi Sejarah Mataram di Museum Pleret Yogyakarta

Bagian depan Museum Pleret

Yogyakarta, kota dengan segudang predikat tidak pernah kehabisan tempat wisata. Tidak heran bus pariwisata dalam rangka studi tour banyak sekali dijumpai di hampir sebagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisata alam, budaya dan edukasi yang ditawarkan sangat beragam. Salah satunya adalah museum. Dan museum yang akan saya kenalkan kali ini adalah Museum Pleret.

Secara administratif Pleret berada di Kapanewon (setingkat Kecamatan) Pleret, Kabupaten Bantul. Tidak hanya kuliner, daerah Pleret (bagi yang tidak asing dengan sate Klatak) ternyata menyimpan misteri eh fakta menarik tentang sejarah. Hanya dengan satu jam berkeliling Museum Pleret, cerita panjang tentang Pleret dan sekitarnya dapat terkuak.

Keberadaan Museum Pleret

Informasi mengenai adanya Museum Pleret sebenarnya sudah saya ketahui sekitar 10 tahun lalu. Beberapa kali saya lewat di depan museum ini saat hendak sarapan menuju ke bubur krecek yang lokasinya tidak jauh dari Makam Imogiri. Saat itu bangunannya hanya tampak seperti kantor. Tanpa papan nama tentulah orang yang lalu lalang tidak akan tahu keberadaan museum ini.

Sumur Gumuling Museum Pleret

Berdasarkan keterangan dari edukator museum, Museum Pleret didirikan tahun 2004. Pada waktu itu benda-benda cagar budaya yang berada atau ditemukan di wilayah Pleret dan sekitarnya disimpan di Museum ini. Sekitar tahun 2022 museum Pleret direnovasi, dipercantik dan di tata kembali. 

Tampilan baru museum Pleret lebih fresh, chic dan modern. Beberapa teknologi dihadirkan agar museum tidak membosankan dan menarik generasi muda. Pendingin ruangan membuat pengunjung nyaman selama berada di dalam museum. Museum Pleret yang sekarang menceritakan sejarah Mataram Islam khususnya Kraton Plered dan Kerta. 

Sesuai namanya Museum Pleret memang berada di Pleret dengan alamat Jalan Pleret, Kedaton, Pleret Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul Yogyakarta. Museum ini terbuka untuk umum dan gratis. Layanan kunjungan museum dibuka setiap hari dengan jam buka yang berbeda: hari Senin-Kamis jam 08.00-16.00, Jumat 08.00-14.30, Sabtu-Minggu 08.00-15.00. 

Museum tutup hanya saat libur nasional. Kunjungan terakhir 1 jam sebelum jam tutup museum. Dikarenakan tidak perlu membeli tiket masuk pengunjung wajib lapor ke bagian security untuk menginformasikan kedatangan. Kemudian petugas melapor ke kantor Museum Pleret, setelah itu pengunjung akan diantar berkeliling oleh edukator museum dan diberikan penjelasan. Di akhir tour museum pengunjung kembali k epos security untuk mengisi daftar kunjungan dan menuliskan kesan.  

Koleksi Cagar Budaya di Museum Pleret

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, museum ini dijadikan tempat penyimpanan benda-benda sejarah/purbakala yang ditemukan di area Pleret dan sekitarnya. Apa saja yang ditemukan oleh masyarakat? Banyak sekal, misalnya batu candi, arca, tembikar dan lain-lain. Oleh masyarakat penemuan ini dilaporkan kepada dinas terkait dan disimpan di Museum Pleret.

Bangunan ruang koleksi Museum Pleret

Begitu masuk di halaman museum terdapat tiga bangunan. Dua bangunan untuk menyimpan koleksi dan bangunan yang satunya berfungsi sebagai kantor. Berdasarkan jenis koleksinya ke dua bangunan ini dibedakan menjadi 2 tema.  Bangunan sisi timur bertema masa Pra-Plered di dalamnya terdapat koleksi masa Prasejarah hingga masa klasik Hindu-Budha. Sementara itu sisi barat bertema Masa Islam Periode Kraton Kerta dan Pleret.

Pemisahan ini membuat pengunjung lebih mudah memahami cerita sejarah di tempat yang sama pada kurun waktu berbeda, Koleksi pada masa Pra-Plered berupa arca, lingga yoni, pripih, dan batu yang merupakan bagian candi seperti jaladwara 

Di bangunan ke dua begitu masuk dari pintu masuk ke berjalan searah jarum jam dari kiri ke kanan. Pengunjung akan menemukan cerita peradaban mataram Islam di Pleret setelah Sultan Agung memindahkan kratonnya dari Kotagede ke Pleret. 

Semua koleksi di bangunan ini berkolerasi dengan sejarah dua kraton yaitu Kraton Plered dan Kraton Kerto. Di tengah ruangan terdapat replica umpak Kraton Plered yang sangat besar. beragam jenis umpak pada masa itu yang ditemukan oleh masyarakat dipamerkan di bangunan ini. 

Mbak edukator menjelaskan beberapa umpak dan jaladwara mengalami perubahan bentuk dikarenakan saat ditemukan masyarakat mengira hanya batu biasa dan digunakan untuk mengasah benda tajam seperti pisau.  

Penutup

Sebelum berkunjung ke Museum Pleret banyak yang tidak tahu jika Kasultanan Mataram pernah beribu kota di sini. Koleksi Museum Pleret boleh dikatakan tidak terlalu banyak dan menempati lahan yang tidak terlalu luas. Namun mengunjungi dan mendengarkan cerita tiap koleksinya secara mendetail setidaknya membutuhkan waktu selama satu jam. Ternyata berkeliling museum seasyik ini. Oiya jangan lupa mampir ke Museum Pleret selepas kulineran sate klatak ya.


klaverstory
klaverstory Hi, I am Dian

Posting Komentar untuk "Wisata Edukasi Sejarah Mataram di Museum Pleret Yogyakarta"