Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjelajah Surabaya Saat Weekend Dengan Budget Ekonomis (Part 1)


Berangkat!!!

Suara derit roda kereta beradu dengan suara mesin yang begitu bergemuruh menghilangkan rasa kantuk saya karena harus bangun pagi agar tidak ketinggalan kereta pagi ini. Sebenarnya saya sangat jarang memilh perjalanan kereta di pagi hari. Bagi saya lebih nyaman ketika di sepanjang perjalanan bisa tidur dan bangun ketika pagi. Berangkat dari Yogyakarta jam 07:00 menggunakan kereta Sri Tanjung dengan tujuan akhir Banyuwangi, saya akan tiba di Surabaya sekitar jam  14:00. Membayangkan duduk selama 8 jam saja saya sudah merasakan pegalnya sekujur badan. Dan, benar saja saya sudah tidak betah ketika jam baru menunjukkan pukul 11:30. Sabar kata saya dalam hati sambil mencoba menyelonjorkan kaki karena kesemutan.
Kereta tiba tepat waktu di Stasiun Surabaya Gubeng, dari mesin pengeras suara diberitahukan bahwa ada 2 pintu keluar menuju kearah stasiun Gubeng Lama atau Gubeng baru. Untung saja Dita, teman seperjalanan saya, paham betul dan memberitahu agar keluar melalui stasiun Gubeng Lama. 
Sebelum menuju hotel saya dan Dita mampir ke sebuah warung makan, berdasarkan panduan dari google map ada warung tak jauh dari stasiun. Kami pun mengikuti arahan peta tersebut. Rupanya yang disediakan ayam goreng kalasan. Rasanya kami ingin tertawa, makan siang jauh-jauh ke Surabaya menunya ayam goreng Kalasan. Ah sudahlah keburu lapar. 
Berteman dengan gawai dan aplikasi transportasi online rasanya sangat memudahkan dan menjadi pilihan kami untuk menuju hotel. Tinggal memilih lokasi tujuan, beres sampai tujuan. Ya hotel kami berada tepat di pusat kota yaitu di jalan Basuki Rahman.  
Hari 1: Jumat
Mengenal lebih dekat Surabaya kota 
Tak kenal maka tak sayang, itu kata pepatah lama. Jalan kaki, menurut kami itu cara paling asyik untuk mengenal sebuah kota. Setelah selesai beristirahat kami memutuskan untuk berjalan kaki. Cukup nyaman sebenarnya menyusuri jalan Basuki Rahman. Entah sampai dimana ujungnya tiba-tiba  didepan saya sudah tampak bangunan yang membawa saya ke masa perjuangan 1945, sekarang bangunan tersebut bertuliskan Monumen Pers Perjuangan Surabaya. 
Saya serasa ditarik ke masa lalu, saya membayangkan bahwa di jalan ini 73 tahun yang lalu terjadi pertempuran yang membuat Surabaya dikenal sebagai kota Pahlawan. Melanjutkan berjalan, di sebelah kanan saya melihat bangunan yang tidak asing yang sering muncul di dalam buku sejarah. Awalnya sempat tidak yakin karena bangunan tersebut sudah menjadi hotel bernama Majapahit.  Ternyata keraguan saya terjawab sudah, jawabannya ada di dalam museum Tugu Pahlawan yang besok saya kunjungi. 
Sembari menikmati semilir angin, kami berbincang tentang rasa penasaran kami tentang Surabaya. Di kota hampir semua jalan utama adalah jalan searah. Semua kendaraan melaju dengan cepat. Warganya harus rela bercapek–capek menaiki tangga ke jembatan penyebrangan atau menggunakan zebra cross yang dilengkapi dengan tombol yang akan menyalakan lampu warna merah untuk menghentikan kendaraan. Mulai dari orang dewasa sampai remaja tanggung dengan kesadaran mengikuti aturan ini. 
Satu lagi, di Surabaya banyak ditemukan taman-taman kota. Semuanya punya judul yang berbeda yang paling terkenal taman bungkul sementara yang lainnya ada Taman Apsari, Taman Sejarah, Taman Ekspresi, maksud hati ingin menikmati setiap taman yang ada, tapi apa daya perut sudah memberi tanda untuk segera diisi. Tidak sengaja kami melihat jajaran pujasera di seberang jalan. Kami clingukan mencari jembatan penyeberangan. Ternyata pilihan kulinernya tidak begitu menarik. 
Tidak jauh dari pujasera ada jejeran warung yang tampaknya lebih otentik khas Surabaya. Pilihan saya langsung jatuh pada soto ayam. Wangi dan bentuk pancinya menarik perhatian saya. Dita pun menyetujui menu kuliner kami yang kedua adalah soto ayam Surabaya. Tidak butuh lama, semangkuk soto ayam dengan taburan koya tersaji di depan mata. Sruputan pertama kuahnya terasa gurih kaldu ayam koya berpadu dengan segarnya jeruk nipis ditambah. Ditambah sambal dan kecap sedikit pas sudah di lidah saya. 


klaverstory
klaverstory Hi, I am Dian

Posting Komentar untuk "Menjelajah Surabaya Saat Weekend Dengan Budget Ekonomis (Part 1)"