Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Merayakan Misa Bulan Maria di Gua Tritis Yogyakarta

Di dalam tradisi gereja Katolik, bulan Mei merupakan bulan Maria. Secara khusus devosi ini berkembang sejak abad 13 di negara dengan 4 musim. Bulan Mei dimaknai sebagai awal kehidupan yang ditandai dengan musim semi saat bunga-bunga bermekaran. 

Devosi kepada Bunda Maria juga dilakukan oleh para imam Jesuit di tahun 1700. Pada tahun 1809, Paus Pius VII ditangkap oleh Napoleon dan dipenjara. Saat di dalam penjara Paus Pius memohon dukungan doa Bunda Maria. Lima tahun kemudian, tanggal 24 Mei Paus Pius VII dibebaskan. 

Setahun sesudah itu beliau mengumumkan hari Perayaan Bunda Maria, Penolong Umat Kristen. Sejak saat itu devosi Bunda Maria semakin berkembang luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Saat bulan Mei tiba umat Katolik banyak melakukan ziarah ke Gua Maria di berbagai daerah. 

Minggu terakhir bulan Mei ini, tepatnya tanggal 26 Mei 2024 yang lalu saya berziarah ke Gua Maria Tritis, Wonosari, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Perlu waktu kira-kira1-1,5 jam dari pusat kota Jogja. Saya memutuskan pulang pergi lewat jalur selatan, melewati Siluk dan Panggang. 

Berangkat dari rumah jam 7.30 dan tiba di Gua Maria Tritis kira-kira sekitar 9.15, sedikit lebih lama dari perkiraan. Sepeda motor melaju dengan kecepatan sedang. Saat berangkat jalanan cenderung menanjak. Ditambah lagi tracknya berkelok-kelok, naik turun. Harus ektra hati-hati jika tidak hafal dengan track ini. 

Cukup sering saya berpapasan dengan kendaraan lain. Membuktikan rute jalan ini cukup ramai, mekipun di kanan kirinya pepohonan dan jurang. 

Ini memang bukan kali pertama saya berkunjung ke Gua Maria Tritis. Namun boleh dikatakan ini pertama kalinya saya kembali ke sini setelah Gua Maria Tritis mengalami revitalisasi. Bayangkan saja kunjungan terakhir saya pada tahun 2000, sudah 24 tahun kan. Tentu saja banyak sekali perubahan dan perbaikan. Bahkan saya sudah tidak ingat lagi kondisi Gua Maria Tritis saat terakhir saya berkunjung. 

Jika datang dari arah Yogyakarta maka Gua Tritis berada di sisi kiri. Ada tanah kosong di kanan jalan yang difungsikan sebagai tempat parkir bus dan kendaraan roda empat. 

Untuk kendaraan roda dua bisa parkir dia area depan pintu masuk Gua Maria. Sepertinya pengelola juga menyediakan lahan parkir mobil di bagian sisi samping. Untuk tempat parkir sebaiknya sih bertanya saja kepada petugas parkir yang bertugas supaya bisa diarahkan ke tempat parkir yang tersedia. Karena saya menggunakan sepeda motor, lokasi parkir ada di depan toilet dekat pintu masuk. 

Selama bulan Mei ini di Gua Maria Tritis diadakan misa setiap hari Kamis dan Minggu. Minggu terakhir misa dipimpin oleh Uskup Agung Semarang, Mgr Robertus Rubyatmoko. 

Misa dimulai pukul 11. Tapi demi mendapatkan posisi strategis saya sudah sampai 1,5 jam sebelum misa dimulai. Saat saya tiba di lokasi, kursi-kursi sudah terisi. 

Petugas mengarahkan saya untuk duduk di depan. Dua baris persis di depan altar. Efek datang lebih awal, bisa pilih tempat duduk yang diinginkan. Hehehe

Karena waktu menunggu masih lama, saya mengisi waktu dengan beristirahat. Meski tidak terlalu lelah, tapi telapak tangan saya terasa sedikit kesemutan akibat mengemudi cukup lama. 

Suasana di dalam gua sangat sejuk. Berulang kali saya memandang ke langit-langit gua. Stalaktit alami gua Tritis tampak sangat indah. Di beberapa sisi stalaktit tersebut meneteskan air. Bahkan tepat di depas saya duduk, air tidak berhenti menetes dan membasahi kursi kayu. 

Tiga puluh menit sebelum misa, umat berdoa rosario bersama terlebih dulu. Kira- kira pukul 11 misa dimulai. Misa menggunakan bahasa Indonesia dengan lagu bergaya Jawa diiringi dengan musik gamelan yang dimainkan secara langsung. Kira-kira pukul 12.30 misa selesai. Beberapa umat langsung meninggalkan Gua Maria, sementara yang lainnya melanjutkan dengan doa pribadi. Setelah dirasa cukup saya pulang ke rumah sekitar pukul 16.00. 











klaverstory
klaverstory Hi, I am Dian

Posting Komentar untuk "Merayakan Misa Bulan Maria di Gua Tritis Yogyakarta "