Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Merayakan Natal di Siem Reap


Menjelang sore kami baru tiba di Siem Reap. Kendaraan yang menjemput kami belum tiba, kami menunggu agak lama di pemberhentian bus. 

Bus memang tidak menurunkan penumpang di terminal. Hanya di depan sebuah ruko di pinggir jalan. Mungkin seperti kantor agen bus. 

Bisa nggak ya Natalan di Seam Reap?

Saya bolak balik melihat jam sambil melihat ke arah jalan raya kalau- kalau kendaraan penjemput datang. Saya ingin segera sampai di hotel agar bisa bersiap-siap mengikuti misa malam Natal. Ya sebelum berangkat tadi saya sempat browsing jadwal misa di gereja Katolik Si Reap. 

Untungnya tidak berapa lama kendaraan penjemput datang. Kami tiba di hotel sekitar jam 16.30. cukuplah satu jam untuk beres-beres, mandi dan perjalanan ke gereja. 

Saat check-in saya sempat bertanya kepada resepsionis letak gereja. Tidak disangka mbak resepsionis berbaik hati menawarkan untuk memesankan Tuktuk. 

Selesai membersihkan diri saya segera menuju ke depan hotel dan berangkat ke gereja. Meski penduduk asli Siem Reap sebagian besar beragama Budha tetapi suasana Natal sangat terasa. Di jalan-jalan lampu kerlap kerlip bertuliskan Merry Christmas terpajang di jalan utama. begitu juga pohon natal berhiaskan lampu gemerlap ada di taman-taman kota. 

Pertama kali Natalan di Siem Reap

foto: siemreapcatholic.com

Sekitar sepuluh menit saya tiba di tujuan. Umat sudah berkumpul, tampaknya misa Malam Natal segera dimulai. Gereja di Siem Reap sangat sederhana, bangunan terbuat dari kayu. Mirip rumah panggung. Saya menaiki tangga untuk masuk ke dalam gereja. Tidak ada kursi, semua umat duduk di lantai beralaskan tikar.

Sebagian besar umat ternyata bule-bule yang berasal dari berbagai belahan dunia. Kebanyakan dari mereka keluarga yang terdiri dari anak-anak dan orang tua. 

Suasana Natal sangat meriah meski bangunan gerejanya sangat sederhana. Misa dipimpin oleh 5 orang romo, salah satu romo ternyata orang Indonesia. Saya menduga dari raut wajah dan ternyata tebakan saya benar. 

Saat kembali ke gereja keesokan harinya saya sempat berbincang dengan petugas toko benda rohani. Dia bertanya asal negara saya. Setelah tahu bahwa saya berasal dari Indonesia, si bapak memberi tahu bahwa kepala paroki gereja ini juga orang Indonesia. 

Misa malam Natal berlangsung meriah. Semua orang termasuk anak-anak tampak larut dalam kebahagiaan. Terakhir ada pentas kecil anak-anak menyanyikan lagu-lagu Natal di depan gua Natal. 

Merayakan Natal di Siem Reap adalah pengalaman pertama Natalan sendirian. Biasanya saya selalu merayakannya dengan keluarga, sekali pun saat bekerja di luar kota tiap momen Natal saya selalu pulang ke rumah. 

Sempat ada sedikit rasa sedih saat melihat keluarga-keluarga yang merayakan Natal bersama saat misa tadi. Beberapa menit saya merenungkan satu hal dan tersadarkan jika Natal menjadi salah satu momen penting keluarga karena saat itulah seluruh anggota berkumpul. 

Penutup

Natalan di Siem Reap 24 Desember 2014, sembilan tahun yang lalu. Pengalaman itu memberikan kesan mendalam tentang momen kebersamaan bersama keluarga dan berbagi kebahagiaan di hari raya. 





klaverstory
klaverstory Hi, I am Dian

Posting Komentar untuk "Merayakan Natal di Siem Reap"