Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kotabaru Heritage Festival, Mengenal Kawasan Kotabaru Kini dan Kuno

heritage tour di kawasan kotabaru yogyakarta

Mungkin banyak yang belum tahu jika kawasan Kotabaru mempunyai cerita sejarah yang menarik. Selama tiga hari dari tanggal 7 sampai 9 Juli 2023 yang lalu, Dinas Kebudayaan DIY mengadakan Kotabaru Heritage Festival untuk mengenalkan kawasan cagar budaya ini kepada khalayak. 

Berbagai kegiatan diadakan agar masyarakat datang ke Kotabaru dan mendengarkan cerita tentang Kotabaru di masa kini dan kuno. Melalui film, fotografi, heritage tour, fashion, kuliner dan pertunjukkan di kawasan Kotabaru, Kotabaru Heritage Festival memberikan pengalaman baru memaknai warisan budaya. 

Agenda Kegiatan Kotabaru Heritage Festival

Acara resmi Kotabaru Heritage Festival dimulai dengan pembukaan pameran foto Kotabaru Kuno dan Kini di Bentara Budaya pada hari Rabu 5 Juli 2023. Sementara upacara pembukaan diadakan  keesokan harinya, Kamis malam 6 Juli 2023 jam 19.00 di depan Babon Aniem kawasan Kotabaru, sebelah barat SMA 3 Padmanaba. 

pameran foto kotabaru heritage festival di Bentara Budaya Yogyakarta

Sebelum pembukaan sudah diadakan serangkaian acara yaitu pemutaran film dan launching kampung menari. Barulah pada tanggal 7 hingga 9 Juli gelaran event festival berlangsung seperti risjtafel, fashion show, public lecturer, heritage walking tour, food festival dan drive in cinema.

Merayakan Kotabaru Heritage Festival 

Saya memulai Kotabaru Heritage Festival di tanggal 7 Juli 2023. Beberapa hari sebelumnya panitia sudah membagikan tautan Google form yang harus diisi untuk mengikuti program Kotabaru Heritage Festival.  

Event pertama yang saya ikuti adalah pre-event pemutaran film produksi dari negara-negara ASEAN yang dikurasi oleh Objectifs Singapura. Hari ke dua dan ketiga festival saya putuskan untuk mengikuti heritage walking tour. Rute hari pertama bertemakan pluralisme dan hari kedua mengenai pertempuran Kotabaru. 

Sebenarnya saya juga tertarik pada program risjtafel dan drive in cinema. Sayang sekali karena masih ada kesibukan dan kebetulan waktunya tidak cocok, saya mengurungkan niat. Tetapi tentu saja saya tidak melewatkan pameran fotografi Kotabaru Kuno dan Kini di Bentara Budaya Yogyakarta.

Dari foto-foto lawas kawasan Kotabaru yang ditampilkan tampak jelas perbandingan bangunan yang masih bertahan, beralih fungsi dan bangunan yang sudah tidak ada lagi. Selain itu dipamerkan juga ada hasil karya peserta lomba fotografi yang jepretannya sangat bagus.,

Pre-screening – SEA Perspective X Objectifs Singapore

Sedikit was-was karena cuaca yang mendadak mendung sore itu, saya pun bergegas berangkat ke Silol Coffee and Eateary yang berada di Jalan Suroto. Hari itu ada dua sesi pemutaran film sesi satu dimulai jam 13 sedangkan sesi dua  diputar jam 16.00.

Tidak berapa lama saya tiba di Silol dan segera menuju ke lantai 3. Setelah melakukan registrasi saya menerima snack box plus minuman hangat. bisa memilih kopi atau teh manis Hampir pukul 16.00, tempat duduk masih banyak yang kosong.

Kira-kira jam 16.30an lampu mulai dipadamkan. Pemutaran film mundur 30 menitan dari jadwal. Sebelumnya panitia menyampaikan aturan terkait tata tertib menonton film salah satunya tidak diperkenankan mengambil gambar atau video saat film berlangsung. 

Sesi kedua memutar 4 film dari negara SEA (South East Asian). Film pertama berjudul Retrace dari Vietnam, The Headhunter Daughter dari Filipina, Lemongrass Girl dari Thailand dan A Spider Fever and Others Disappearing Islands dari Singapura. 

Meskipun semua film menggunakan bahasa nasional masing-masing negara, sebagai penonton saya bisa memahami (kira-kira) jalan ceritanya melalui adegan. Sayangnya terjemahan hanya tersedia dalam bahasa Inggris saja. Sekitar jam 18.00 semua film selesai diputar dan kegiaatan pre-screening ditutup dengan sesi foto bersama.

Kotabaru Heritage Walking Tour Hari 1 dan 2

Salah satu agenda Kotabaru Heritage Festival adalah heritage walking tour yang diadakan pada tanggal 7 dan 8 Juli saja. Pendaftaran dilakukan secara online beberapa hari sebelumnya. Pengunjung juga bisa mendaftar on the spot di lokasi dengan kuota terbatas.

Pendaftaran dan registrasi ulang sekaligus titik kumpul heritage walking tour berada di Bentara Budaya Yogyakarta. terdapat tiga rute yang bisa dipilih yaitu rute arsitektur, rute pluralisme dan rute heroisme (serbuan Kotabaru).

Perserta hanya bisa mendaftar satu rute per hari. Apabila ingin mengikuti rute yang lain harus mendaftarkan kembali di lain hari. Kuota yang disediakan untuk masing-masing rute kira-kira 25-an orang. Saya berhasil mendapatkan kuota untuk rute pluralisme dan heroisme. 

Setibanya di Bentara Budaya Yogyakarta saya segera melakukan registrasi ulang karena pendaftaran ditutup pukul 15.45. Rute pertama bertema pluralisme. Dari Bentara Budaya Yogyakarta kami berjalan kaki menuju Masjid Syuhada. 

masjid syuhada di kawasan kotabaru jogja

Bersama dengan storyteller dari komunitas Malam Museum, cerita masjid Syuhada diawali dengan cerita singkat Kawasan Kotabaru yang berlanjut dengan sejarah pembangunan masjid yang dimulai pada tahun 1950 hingga 1952. Salah satu tujuan pendirian masjid adalah sebagai kenang-kenangan dari Indonesia karena Yogyakarta pernah menjadi ibukota.

Pemberhentian kedua kami berada di Gereja HKBP. Gereja ini didirikan bersamaan dengan pembangunan kawasan Kotabaru sebagai salah satu fasilitas rumah ibadah orang Belanda kala itu. Setelah melalui proses gonta ganti fungsi akhirnya gereja ini digunakan sebagai gereja yaitu Gereja HKBP sejak tanggal 15 Sept 1946. Senang sekali kami diijinkan masuk ke dalam gedung oleh pengurus gereja

gereja hkbp di kawasan kotabru jogja

Terakhir kami menuju ke Gereja Katolik Santo Antonius. Gereja akan digunakan untuk ibadah sehingga kami hanya berdiri di halaman agar tidak mengganggu. Sebenarnya gereja ini tidak masuk dalam plan pembangunan garden city kawasan Kotabaru. Pembangunan gereja yang diresmikan tahun 1930 dilatar belakangi pertambahan jumlah seminaris yang belajar di Kolese Ignasius. 

Heritage walking tour selesai lalu kami berjalan kaki kembali ke Bentara Budaya Yogyakarta. hari berikutnya saya memilih rute bertema heroisme tentang serbuan Kotabaru. Barangkali tidak banyak yang tahu cerita kawasan Kotabaru pernah menjadi medan pertempuran rakyat Indonesia melawan Jepang.

Peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Oktober 1945 dengan misi merebut gudang persenjataan Jepang dan berlangsung selama tujuh jam dari pukul 04.00 hingga 12.00. Perjalanan napak tilas pertempuran Kotabaru diawali dari bangunan yang menjadi lokasi perundingan antara Jepang dan Indonesia. Sekarang bangunan ini menjadi gedung Asuransi Jiwasraya.

monumen serbuan kotabaru

Lalu kami bergerak sesuai dengan arah para pejuang dulu menuju ke bagian timur Kotabaru. Kami berhenti di depan kantor Telkom Yogyakarta yang menjadi rute jalan ke gudang senjata. Terakhir kami menuju ke bangunan yang dulu merupakan gudang senjata yang menjadi target para pejuang. Di tempat itu sekarang dibangun Monumen Serbuan Kotabaru untuk mengenang 21 pahlawan yang gugur. Kami pun kembali ke titik awal keberangkatan di Bentara Budaya Yogyakarta.

Penutup

Berfestival selalu menyenangkan. Layaknya sebuah perayaan, Kotabaru Heritage Festival memikat masyarakat yang dulu menganggap Kotabaru hanyalah kawasan biasa. Namun jika kita melangkah lebih dalam ke Kotabaru, dia akan banyak bercerita tentang masa lalu dan masa kini. Mudah-mudahan saja kawasan cagar budaya ini tetap lestari. Cerita beserta bangunan-bangunannya tetap terjaga dan dirawat dengan semestinya.  Sampai ketemu lagi di Kotabaru heritage Festival berikutnya!



klaverstory
klaverstory Hi, I am Dian

Posting Komentar untuk " Kotabaru Heritage Festival, Mengenal Kawasan Kotabaru Kini dan Kuno"