Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bersembunyi Dalam Sunyi di Kalyana

Kaliurang. Apa yang terlintas dalam benakmu saat mendengar Kaliurang? Jeep adventure? Merapi? Atau jadah tempe? Kalau saya langsung ingat mas Nicholas Saputra hehehe. Dalam sebuah interview di IG live beberapa minggu yang lalu mas Nic bercerita tentang hobi barunya, nyepedah. Salah satu rute pit-pitan favoritnya di Jogja ya di Kaliurang, coba aja liat di feed IG-nya hari ini. 

Memang pesona Kaliurang ini seolah tidak lekang oleh waktu, tidak heran masih menjadi destinasi wisata utama buat warga Jogja sampai hari ini. Biasanya Kaliurang selalu ramai di akhir pekan atau di hari libur, entah sekarang, apakah pandemi membuatnya murung?

Siang itu sepanjang jalan menuju ke Kaliurang tampak lenggang, kamipun santai memacu motor kami menuju Kalyana. Rasanya sudah lama sekali sejak saya lulus kuliah tidak menginap di Kaliurang. Dulu agenda weekend penuh dengan kegiatan sekolah/komunitas seperti retret atau makrab dan menyewa vila yang ada di kawasan Kaliurang ini. 

Teringat saat SMP harus naik bis Baker dari terminal Terban ke Kaliurang, sekarang rasanya Kaliurang terlalu dekat. Perjalanan ke masa lalu terhenti tiba-tiba karena sudah sampai di halaman Kalyana Resort, tempat persembunyian saya kali ini.

Baru sampai lobby lebih dari tiga kali saya menguap, untungnya ada masker yang menutupi. Desir semilir angin terasa seperti buaian sebelum tidur. Melongok sebentar ke jam yang ada di dinding front office, tepat pukul 13.00, pantesan, ini sih jamnya tidur siang. 

Setelah menerima kunci dan 3 botol hand sanitizer kami diantar menuju ke villa. Langkah yang makin berat tertahan kantuk berubah saat mata bertemu dengan jernihnya kolam renang dan mendengar gemericik air. Sueger…

Alih-alih rebahan di kasur yang tadi saya rindukan, saya tidak sabar menjelajah resort ini sebelum matahari terbenam. Sudah lama tidak menghirup oksigen sebebas ini, sejauh mata memandang hanya hijaunya pepohonan dan rerumputan yang terbentang. Saya menarik nafas panjang membiarkan udara memenuhi paru-paru. “Terima kasih Tuhan”, ucap saya dalam hati. 

Langkah kaki akhirnya berhenti di pinggir kolam renang dan bergabung dengan kawan-kawan, mengobrol dan menunggu matahari tenggelam sore itu. Ditemani welcome drink Kalyana, wedang jahe yang sudah dingin karena dibiarkan terlalu lama menunggu.

Kebetulan tidak ada tamu lain selain kami, jadi terasa benar-benar seperti pulang ke rumah sendiri. Agar bisa menginap di sini harus reservasi langsung 3 hari sebelumnya melalui telepon yang tertera pada bio IGnya @kalyanaresort. Ini semacam private resort ya? Ehm…Villa ini dibangun tahun 2005. 

Pada awalnya Kalyana memang merupakan villa keluarga milik Bapak Yakobus, selain keluarga kadang kolega-kolega beliau juga berkumpul di tempat ini. Baru setahun kemudian villa ini dibuka untuk umum by reservation only, dan tidak bergabung di market place manapun sampai sekarang. 

Waktu Indonesia Bagian Syahdu

Krik krik krik krik…Suara jangkrik mengiringi tetesan hujan yang mulai turun. Angin menjadi sedikit dingin, langit mulai gelap. Sunset sore ini terhalang mendung rupanya. Tadinya kami pikir akan keluar untuk mencari makan malam karena hujan kami mengurungkan niat. Untunglah sinyal seluler bekerja dengan baik sehingga kami bisa memesan makanan melalui aplikasi online. 

Meski menunggu agak sedikit lama akhirnya nasi goreng, mie goreng, capcay kuah dan ayam bakar menjadi santapan malam kami. Selesai makan kami ngobrol sebentar, beberapa diantara kami tidak kuat menahan kantuk akhirnya pamit untuk beristirahat. Diantara rasa kantuk dan masih ingin melanjutkan obrolan, saya memilih tiduran di sofa. Tiga orang teman masih asyik mengobrol di meja makan. 

Sudah lewat tengah malam saat saya terbangun karena hawa dingin mulai terasa dari kaki. Sayup-sayup terdengar saya mendengar suara orang ngobrol, rupanya saya tertidur di sofa cukup lama. Teman-teman yang menghentikan obrolan mereka untuk segera beristirahat. Suara jangkrik masih terdengar, syahdu sekali mala mini. Maklumlah sebagai orang yang tinggal di kampung di tengah kota, suara alam seperti ini sudah jarang saya dengar.

Vila yang saya tempati juga berada jauh dari jalan raya. Kalyana mempunyai 4 vila, terdiri dari vila 1 dengan 3 kamar tidur, vila 2 dengan 3 kamar tidur, vila 3 dengan 4 kamar tidur dan vila 4 dengan 14 kamar. Nah vila yang kami tempati  ini adalah vila 1. Meja makan dan dapur berada di satu area dengan ruang tamu. Villa 1 recommended, view tiap kamarnya paling bagus. 

Di lantai pertama, ada satu kamar yang menghadap area garden outdoor, area ini tempat diselenggarakannya private wedding party. Di lantai kedua terdapat dua kamar, kebetulan saya menempati kamar di lantai 2 yang menghadap ke area taman juga, bedanya dari lantai 2 ada balkon di mana saya melihat lebih luas. Terlihat pendopo yang ada di ujung resor dan kolam renang. 

Kamar ke tiga yang ada di lantai 2 juga punya pemandangan yang sama, tetapi kamarnya tidak memiliki balkon dan paling kecil. Kalau kamu ingin tahu harga masing-masing vilanya bisa menghubungi langsung Kalyana Resor melalui nomor telepon yang tercantum di bio IG @kalyanaresort. Siapa tahu lagi ada promo.

Kicauan burung ramai sekali pagi itu, membuka jendela dan terasa hawa segarnya. Buah, roti soto dan nasi pecel menjadi teman kami pagi ini. Tentu saja bersama dengan kopi, teh, coklat dan segelas jus jeruk. Kami mengawali pagi kami dengan sangat tenang, sarapan dibawah pohon dengan pemandangan hamparan rumput dan hijau. 

Matahari tampak enggan dan bersembunyi di balik awan. Enak, perlahan tapi pasti piring dan mangkuk berisi makanan sudah berpindah ke perut. Semilir angina membuat kantuk mulai terasa, tapi kami harus bergegas untuk mengemasi barang-barang

Bersembunyi Sebentar di Kalyana

Banyak cara dilakukan orang untuk melepaskan diri dari rutinitas, liburan salah satunya. Lihat saja tiap akhir pekan tempat wisata ramai dipadati pengunjung. Sayangnya pandemi datang dan mengubah segalanya. Tentu saja kita tidak bisa bebas, ada rasa was-was ketika keluar rumah. Bisnis dan kondisi ekonomi mungkin sedang lesu sehingga kita harus bijak mengatur pendapatan. Tahun yang berat untuk semua orang. 

Ditengah kepenatan pikiran tentulah liburan menjadi penyeimbang untuk mengisi kembali energi yang sudah terkuras habis. Tidak perlu melakukan perjalanan ke luar kota atau ke luar negeri, cukup menepi ke pinggir ke Kalyana Resor Kaliurang. Staycation pertama saya dan saya menikmatinya. Seolah-olah semua energi diisi kembali, full. Sempurna untuk bersembunyi dalam sunyi. Terima kasih Kalyana

klaverstory
klaverstory Hi, I am Dian

Posting Komentar untuk "Bersembunyi Dalam Sunyi di Kalyana"